Monday, February 3, 2014

A. Batasan Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa, sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat yang baru di samping pola yang sudah ada.
Contoh:
- Anak itu menendang bola.
- Anak yang kau sebut kemarin itu, menendang bola.

Kalimat majemuk adalah penggabungan dua kalimat tunggal atau lebih sehingga kalimat yang baru ini mengandung dua pola kalimat atau lebih.
Contoh:
- Ayah menulis surat
- Ibu duduk di sampingnya
- Ayah menulis surat sambil ibu duduk di sampingnya

B. Macam-macam Kalimat Majemuk

1. Kalimat majemuk setara.
Kalimat majemuk setara yaitu hubungan antara kedua buah kalimat sederajat atau setara. Hubungan setara dapat diperinci sebagai berikut:

a). Setara menggabungkan.
Penggabungan terjadi dengan merangkaikan dua kalimat tunggal dengan diantarai kesenyapan, dengan kata-kata tugas seperti: dan, lagi, sesudah itu, karena itu.
Contoh: Saya menangkap ayam, dan ibu memotongnya.
b). Setara memilih
Kata-kata tugas yang dipakai adalah atau.
Contoh: Kamu mau ikut ke rumah nenek atau kamu tinggal di rumah sendirian?
c). Setara mempertentangkan
Kata-kata tugas yang dipakai antara lain: tetapi, melainkan, hanya.
Contoh: Adiknya naik kelas, tetapi ia sendiri tinggal kelas

2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat yang hubungan pola-polanya tidak sederajat. Bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat sedangkan yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat.
Sesuai dengan fungsinya, anak kalimat dapat dibagi sebagai berikut:

a). Anak kalimat yang menduduki fungsi gatra-gatra inti.
Contoh:
- Yang harus menyelesaikan pekerjaan itu, telah pergi meninggalkan kami tanpa pamit

b). Anak kalimat yang menduduki salah satu bahan tambahan
1. Yang rapat
Contoh: Ia tidak mengetahui bahwa kami telah pergi meninggalkan tempat itu.
2. Yang renggang
Contoh: Ia telah memukul anak, yang mencuri buah-buahan di halaman belakang rumahnya.

3. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu kalimat yang terdiri dari sebuah pola atasan sekurang-kurangnya dua pola bawahan atau sekurang-kurangnya dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan.
a. Satu pola atasan dan dua pola bawahan
Contoh:
Kami telah menyelenggarakan sebuah malam kesenian yang dimeriahkan oleh para artis ibu kota, serta dihadiri pula oleh para pembesar kota itu
b. Dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan
Contoh:
Bapak menyesalkan perbuatan itu, dan meminta agar kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama, yang dapat merugikan nama baik keluarga dan kedudukannya.

C. Hubungan antara Induk Kalimat dan Anak Kalimat

Hubungan induk kalimat dan anak kalimat adalah bagaimana kedudukan anak kalimat itu terhadap gatra-gatra dalam induk kalimat.
Anak kalimat dapat dibedakan berdasarkan kedudukanya atau hubungannya dengan induk kalimat.

1. Anak kalimat gatra pangkal
Seluruh anak kalimat yang menduduk fungsi gatra pangkal.
Contoh: Yang menyampaikan berita itu, telah pergi sejam yang lalu.

2. Anak kalimat keterangan gatra pangkal
Contoh:
Kemarin pelajar-pelajar yang telah menempuh ujian akhirnya, berkumpul di sekolah untuk mendengarkan hasi ujiannya.

3. Anak kalimat gatra pelengkap penderita
Contoh: Sering sudah kukatakan, bahwa revousi jangan diukur dengan hari dan dengan tahun.

4. Anak kalimat keterangan waktu: menduduki jabatan atau fungsi keterangan sebab dari induk kalimat. 
Contoh: Ketika mereka tiba disini, kami tidak ada.

5. Anak kalimat keterangan gatra pelengkap
Contoh: Saya membawa buku, yang kujanjikan kemarin.

6. Anak kalimat keterangan sebab: menduduki fungsi keterangan sebab dari induk kalimat
Contoh:
Pekerja-pekerja itu enggan mengerjakan pekerjaan itu, karena upah untuk itu terlalu rendah.

7. Anak kalimat keterangan perlawanan: menduduki jabatan keterangan perlawanan dari induk kalimat.
Contoh:
Meskipun kami telah mencoba mensintesakan, kedua dokumen yang penting itu, kami tidak dipimpin oleh keduanya itu saja.

D. Kalimat Transitif dan Kalimat Intransitif

Suatu kalimat aktif termasuk transitif atau intransitif dilihat dari kata kerja yang menjadi predikat kalimat aktif itu. Kalimat aktif dikatakan transitif jika predikatnya berupa kata kerja dapat berupa kata kerja aus (seperti makan, minum), kata kerja berawalan me-, me-kan, me-i (memerlukan objek langsung atau dibubuhi objek langsung sesudahnya)
Kalimat aktif intransitif yaitu kalimat aktif yang predikatnya berupa kata kerja intransitif, umumnya berupa kata kerja berawalan ber- beberapa berawalan me-.

Kata kerja intransitif tidak memerlukan objek (pelengkap) atau tidak dapat diberi subjek sesudahya.

Perhatikan:
Transitif
Intransitif
Adik sedang menangis
Adik sedang menangisi bonekanya
Adik sedang tidur di kamar
Ibu sedang menidurkan adik di kamar
Orang itu tertawa
Orang itu menertawai/menertawakan hal itu
Mari kita mendoa
Mari kita mendoakan almarhum

E. Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung

1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung dukutip dari pembicaraan seseorang, atau kalimat itu merupakan langsung ucapan seseorang.
Dalam bahasa tertulis, kalimat dituliskan diantara tanda petik.
Contoh:
a. "Hai anak-anak, akan pergi ke manakan kalian ini?" tegur orang itu.
b. Kedua anak itu menjawab, "Kami akan memasuki desa ini untuk mencari makan."

2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tidak langsung merupakan ucapan seseorang yang diucapkan lagi orang lain, atau prang lain menceritakan yang diucapkan orang lain. Sungguhpun susunannya berubah, namun maksudnya tetap.
Kata ganti orang kesatu dan kedua dalam kalimat langsung berubah menjadi kata ganti orang ketiga dalam kalimat tidak langsung.
Contoh:
a. Ayah mengatakan bahwa besok mereka akan berangkat ke Jakarta.
b. Adi mengatakan bahwa Siti belum pulang.
Posted by: Yuliyati
Blog. Seri Bahasa Indonesia Updated at: 10:05 PM

0 komentar :

Post a Comment