Sunday, January 19, 2014

Sebagai permulaan, coba amati kalimat-kalimat berikut.
- Ines membaca majalah
- Raka bermain catur
- Ines membaca majalah dan Raka bermain catur.
- Dikta menolak ajakan ayah.
- Arka menerima ajakan ayah.
- Dikta menolak ajakan ayah, tetapi Arka menerima ajakan ayah.
- Reno memilih baju putih.
- Reno memilih baju hitam.
- Reno memilih baju putih atau baju hitam.
Kata penghubung yang digunakan pada kalimat pertama adalah dan. Pada kalimat kedua kata penghunung yang digunakan yaitu tetapi. Selajutnya pada kalimat ketiga kata penghubung yang digunakan yaitu atau.
Klausa Ines membaca majalah dan Raka bermain catur berkedudukan sama. Klausa Dikta menolak ajakan ayahnya dan Arka menerima ajakan ayahnya juga berkedudukan sama. Selanjutnya klausa Reno memilih baju putih dan Reno memilih baju hitam pun kedudukannya sama.
Kata penghubung dan, tetapi, serta atau menimbulkan makna yang berbeda. Kata penghubung dan menimbulkan makna "penjumlahan". Kata penghubung tetapi menimbulkan makna "pertentangan". Selanjutnya, kata penghubung atau menunjukkan makna "pemilihan".

Selain menggunakan kata penghubung dan, makna penjumlahan juga ditandai dengan kata penghubung serta, dan lagi, lagi, lagi pula, selain, disamping, tambahan pula, dan tambahan lagi. Penggunaan kata-kata penghubung tersebut terlihat pada kalimat-kalimat dibawah ini:
1. Adik menangis serta mengusap-usap mata dengan tangannya.
2. Tulisannya rapi dan lagi jelas.
3. Rumah itu sempit lagi kotor.
4. Dagangan kami tinggal sedikit, lagi pula sudah tidak lengkap macamnya.
5. Kakek mempunyai kebun sayuran selain punya sawah.
6. Disamping bekerja sebagai sopir, pak Darwin juga mempunyai dua angkutan kota.
7. Gaji pamanku besar, tambah pula setiap bulan ia dapat uang lembur.

Hubungan "pemilihan" juga ditandai dengan kata penghubung yang lain, kata penghubung yang dimaksud adalah baik ........ walaupun. Contohnya terlihat pada kalimat  brikut.
1. Baik ayah maupun ibu memintaku segera pulang.
2. Kami menerima baik buah yang sudah matang maupun yang setengah matang untuk dijual.

Selain menggunakan kata penghubung tatapi, makna "perlawanan" juga ditandai dengan beberapa kata penghubung. Lihat contoh berikut:
  1. Ia sudah merasa pintar, namun gurunya menyarankan lebih giat belajar. Kata namun lebih sering digunakan untuk menghubungkan dua kalimat. Selain itu, kata namun lebih sering digunakan dalam ragam tidak resmi.
  2. Orang tuanya memanggil dia Esti, sedang teman-temannya memanggil dia Titi.
  3. Orang tuanya memanggil dia Esti, sedangkan teman-temannya memanggil dia Titi.
  4. Badan Rido berkeringat, padahal ia menggigil kedinginan.
  5. Saya percaya semua ucapanmu Endra, hanya saya ingin penjelasan lebih rinci.
Selain ketiga kata penghubung tersebut, masih ada kata penghubung lain yang digunakan dalam kalimat majemuk setara. Kata penghubung tersebut yaitu lalu. Kata penghubung lalu digunakan dalam kalimat dengan makna "perurutan". Contoh:
1. Gita melepas sepatunya, lalu memasukan kakinya ke kolam.
2. Roni menggiring bola, lalu menendangnya ke arah gawang.

Kata lalu dapat diganti dengan kata lainnya yaitu kemudian, dan lantas. Kata lantas lebih sering digunakan pada kalimat tidak resmi.
1. Gita melepas sepatunya, kemudian memasukan kakinya ke kolam.
2. Gita melepas sepatunya, lantas masuk ke rumah.
3. Roni menggiring bola, kemudian menendangnya ke arah gawang.
4. Roni menggiring bola, lantas menendangnya ke arah gawang.
Kalimat majemuk setara merupakan kalimat majemuk yang mengandung beberapa pola kalimat dalam hubungan setara. Kalimat tersebut merupakan gabungan beberapa kalimat tunggal yang setara. Kalimat majemuk setara menggunakan kata penghubung dan, atau, tetapi, lalu, kemudian, lantas, namun, sedangkan, padahal, lagi pula dan tambahan pula.
Dalam kalimat majemuk ada unsur yang sama. Misalnya, subjek, predikat, objek, atau keterangan. Unsur yang sama dalam kalimat majemuk setara dapat dilesapkan. Maksudnya unsur yang sama hanya disebut atau ditulis sekali.
Contoh:
- Heni menghafalkan lagu daerah dan lagu pop.
Kalimat majemuk tersebut dilesapkan unsur subjek dan predikatnya, kalimat majemuk tersebut berasal dari kalimat-kalimat tunggal berikut:
a. Heni menghafalkan lagu daerah.
b. Heni menhafalkan lagu pop 
Subjek kedua kalimat tesebut yaitu Heni, selanjutnya, predikat kedua kalimat tersebut yaitu menghafalkan.
 
- Inda dan Indi naik bus kota
Kalimat majemuk tersebut terdiri atas dua kalimat tunggal berikut:
a. Inda naik bus kota.
b. Indi naik bis kota. 
Predikat dan objek kedua kalimat tersebut sama. Predikatnya naik, sedangkan objeknya bus kota.

- Lusa si blorok dan si blirik disembelih
Kalimat tersebut terdiri atas dua kalimat tunggal:
a. Lusa si blorok disembelih.
b. Lusa si blirik disembelih
Unsur yang sama dalam dua kalimat tersebut yaitu keterangan dan predikat. Kata lusa menjadi keterangan. Kata disembelih menjadi predikat. Dalam kalimat majemuk, kedua kata itu hanya ditulis satu kali.

- Wida dan Widi memakai kaos merah.
Unsur yang dilesapkan dalam kalimat majemuk setara tersebut yaitu predikat, objek, dan pelengkap.
a. Wida memakai kaos merah.
b. Widi memakai kaos merah. 
Dari penjelasan dan contoh tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Unsur yang sama dalam kalimat majemuk setara dapat dilesapkan.
2. Maksud dilesapkan yaitu hanya ditulis satu kali.
3. Pelesapan unsur kalimat tidak mengubah maksud kalimat.
Posted by: Yuliyati
Blog. Seri Bahasa Indonesia Updated at: 9:22 PM