Thursday, January 16, 2014

Dapatkan kita menyusun kalimat tanpa menggunakan kata? Jawabannya TIDAK!! Kalimat tersusun atas beberapa kata, setiap kata memiliki fungsi yang berbeda. Perbedaan tersebut membuat kalimat menjadi beragam. Selain kata, kalimat juga memerlukan tanda baca, tanda baca digunakan untuk menandai beberapa jenis kalimat, jadi keragaman jenis kalimat disebabkan pula oleh tanda baca yang digunakan.  Lalu apa sajakah ragam kalimat bahasa Indonesia? Ragam kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
  1. Kalimat berita.
  2. Kalimat tanya
  3. Kalimat perintah
  4. Kalimat seru
  5. Kalimat aktif dan pasif
  6. Kalimat lengkap dan tidak lengkap
  7. Kalimat Normal dan inversi
  8. Kalimat tunggal dan majemuk
  9. Kalimat positif dan negatif
  10. Kalimat langsung dan tidak langsung
Baiklah langsung saja saya akan mengulasnya satu persatu. 

1. Kalimat Berita
Kalimat berita disebut kalimat deklaratif, kalimat berita digunakan untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain. Pemberitahuan ini mengharapkan tanggapan dari orang yang diajak bicara. Tanggapan yang diharapkan berupa perhatian. Perhatian ini dapat diikuti dengan anggukan atau jawaban Ya.
Berbagai informasi dapat disampaikan melalui kalimat berita. Misalnya, ketika melihat peristiwa kecelakaan di jalan raya, dua sepeda motor bertabrakan. Kita akan menginformasikan peristiwa itu kepada teman kita. Kita dapat menyampaikannya dengan kalimat-kalimat berikut:
1. Saya melihat kecelakaan lalu lintas.
2. Dua sepeda motor bertabrakan.

Bagaimana ciri kalimat berita?
Kalimat berita diakhiri dengan tanda titik (.). Di dalam kalimat berita boleh digunakan tanda baca lain. Misalnya, tanda koma (,), tanda titik dua (:), atau tanda titik koma (;). Jika diucapkan, kalimat berita menggunakan intonasi netral. 
Didalam kalimat berita tidak boleh terdapat kata tanya. Kata-kata yang dimaksud yaitu apa, siapa, di mana, dan mengapa. Dalam kalimat berita juga tidak boleh menggunakan kata-kata ajakan seperti: mari dan ayo. Kata silakan dan jangan juga tidak digunakan dalam kalimat berita.

2. Kalimat Tanya
Kalimat tanya disebut juga kalimat interogatif. Kalimat tanya digunakan untuk menanyakan sesuatu. Jika diucapkan, kalimat tanya diakhiri dengan nada naik. 

Bagaimana membentuk kalimat tanya?
Kalimat tanya dapat dibentuk dengan cara sebagai berikut.
1. Menambahkan kata tanya.
2. Menambahkan partikel -kah
3. Membalikan urutan kata dalam kalimat berita.
4. Memakai kata bukan atau tidak
5. Menambahkan tanda tanya (?)

1. Didalam bahasa Indonesia terdapat sejumlah kata tanya. 
  1. Kata tanya apa digunakan untuk menanyakan benda, tumbuhan, dan hewan.
  2. Kata tanya siapa digunakan untuk menanyakan manusia.
  3. Kata tanya berapa digunakan untuk menanyakan jumlah dan bilangan.
  4. Kata tanya di mana, ke mana, dari mana, digunakan untuk menanyakan tempat.
  5. Kata tanya bila, kapan, bilamana, untuk menanyakan waktu.
  6. Kata tanya mengapa digunakan untuk menanyakan perbuatan dan sebab.
  7. Kata tanya bagaimana digunakan untuk menanyakan cara atau keadaan.
2. Partikel -kah membentuk kata tanya, partikel ini melekat pada kata tanya atau pada kata dalam kalimat tersebut.

3. Penggunaan kata bukan atau tidak
Contoh:
Mereka tahu jika ulangannya diundur, bukan?

4. Ada aturan membentuk kalimat tanya dengan membalikan urutan kata.
  • Memindah kata ke permulaan kalimat. Kata yang dapat dipindah adalah dapat, bisa, harus, sudah, dan mau. Kata-kata itu ditambah partikel -kah. Contoh: Rini dapat memainkan piano. Kalimat itu dapat dibalik menjadi. Dapatkah Rini memainkan piano?
  • Mengubah urutan subjek dan predikat. Aturan ini berlaku jika predikat berupa kata benda atau sifat. Kemudian predikat diberi partikel -kah. Contoh: Siska adik Andika, menjadi Adik Andikakah Siska?
  • Memindahkan predikat ke awal kalimat, kemudian predikatnya diberi partikel -kah. Contoh: Bibi Santi datang hari ini. Datangkah bibi Santi hari ini?
Berdasarkan jawaban yang diperlukan, terdapat dua jenis kalimat tanya.
  • Kalimat tanya biasa. Adalah kalimat tanya yang membutuhkan jawaban dari orang lain. Semua contoh kalimat tanya pada pembahasan sebelumnya termasuk kalimat tanya biasa.
  • Kalimat tanya retoris. Adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Pembuat pertanyaan sebetulnya sudah tahu jawabannya. Contoh: Siapakah diantara kalian yang tidak ingin lulus?. Apakah kita akan menerima kekalahan lagi? Kalimat tanya ini digunakan dalam berpidato, tujuannya adalah untuk menarik perhatian.
3. Kalimat Perintah
Kalimat perintah disebut juga kalimat imperatif. Kalimat perintah digunakan untuk meminta orang lain melakukan sesuatu. Dalam bentuk tulis, kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bentuk lisan, kalimat perintah diakhiri dengan nada agak naik.

Kalimat perintah dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok. Perhatikan tabel berikut.

No

Jenis
Keterangan
Contoh
1.
Kalimat perintah sebenarnya
  • Kalimat perintah ini menggunakan predikat kata kerja.
  • Subjek dapat dibuang atau digunakan.
  • Pergi!
  • Tidurlah kamu sekarang!
2.
Kalimat Persilaan
  • Kalimat ditandai dengan penggunaan kata silakan
  • Kata silakan diletakan pada awal kalimat
  • Silakan makan
  • Silakan masuk ke ruang utama, pak!
3.
Kalimat ajakan
  • Kalimat ini mengharapkan tanggapan berupa tindakan.
  • Kata ditandai dengan penggunaan kata ayo, mari, ayolah, dan marilah.
  • Mari kita bersihkan kotoran ini!
  • Ayo, kita junjung persatuan dan kesatuan bangsa!
4.
Kalimat Larangan
  • Kalimat ditandai pengunaan kata jangan.
  • Kalimat menggunakan partikel -lah untuk memperhalus kalimat
  • Jangan membuang sampah sembarangan.
  • Janganlah kamu mengulangi perbuatan itu lagi

Selain keempat jenis kalimat perintah tersebut, ada juga kalimat perintah bentuk positif. Kalimat perintah ini menggunakan predikat bentuk pasif. Dalam bentuk tulisan, kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bahasa lisan, kalimat perintah ini ditandai dengan nada yang agak naik.
Contoh:
- Dibuang saja kardus-kardus itu!
- Dibakar saja sampah-sampah itu!
Kalimat perintah ini dirasa lebih halus. Orang yang disuruh seolah-oah tidak merasa secara langsung diperintah untuk melakukan sesuatu.

4. Kalimat Seru
Kita dapat mengungkapkan rasa kagum terhadap sesuatu. Ungkapan kekaguman tersebut dapat diwujudkan dengan kalimat seru. Kalimat seru disebut juga kalimat interjektif. Kalimat ini digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Kalimat seru dapat disusun dengan cara berikut:
1. Membalikan urutan kalimat dari S-P menjadi P-S
Pemandangan    indah  >>  Indah   pemandangan
          S                    P                 P                  S

2. Menambahkan -nya pada P yang berada di depan
Indahnya pemandangan

3. Didepan P ditambah kata seru alangkah atau bukan main
Alangkah indahnya pemandangan

Apa sajakah jenis kalimat seru?
Kata seru berdasarkan pengelompokan jenis kata seru.
  • Kata seru bernada negatif menggunakan kata seru cih, cis, bah, ih, idih, brengsek, dan sialan.
  • Kata seru bernada positif menggunakan kata seru aduhai, amboi, asyik, Insya Alloh, Alhamdullillah, dan syukur.
  • Kata seru bernada keheranan menggunakan kata seru ai, lo, astaghfirulloh, dan massa alloh.
  • Kata seru netral/campuran menggunakan kata seru aduh, hai, wahai, oh, nah, wah, astaga, dan halo.
5. Kalimat Aktif
Kalimat aktif disebut kalimat tindak. Kalimat aktif adalah kalimat yang unsir subjek menjadi pelaku tindakan dan unsur predikatnya menyatakan perbuatan.
Kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif. Aturan perubahannya adalah sebagai berikut:
1. Subjek pada kalimat aktif berubah menjadi objek pada kalimat pasif.
2. Predikat yang berawalan me- berubah menjadi berawalan di-.
3. Kalimat aktif tidak berobjek tidak bisa diubah menjadi kalimat pasif.

Lalu bagaimanakah ciri-ciri kalimat aktif?
Kalimat aktif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Seubjeknya melakukan perbuatan.
2. Predikat berupa kata kerja yang berawalan me- atau ber-.
3. Kalimat aktif ada yang menghendaki hadirnya objek.
4. Kalimat aktif ada yang tidak menghendaki objek. Setelah predikat, kalimat diikuti pelengkap atau keterangan.
Baju   berwarna   biru
   S             P           Pel
5. Kalimat aktif berpola S-P-O-K atau S-P-Pel-Ket.

6. Kalimat Pasif
Rambut  disisir  Linda  dengan  sisir.
      S            P         O         Ket. Alat

Kalimat diatas merupakan kalimat pasif dimana subjek dikenai pekerjaan.

Baiklah, mari kita bahas tentang kalimat pasif. Kalimat pasif disebut kalimat tanggap. Kalimat pasif adalah kalimat yang unsur subjek dikenai atau menderita akibat perbuatan yang dilakukan oleh objek.
Kalimat pasif berkaitan dengan:
1. Jenis kata kerja yang digunakan sebagai predikat.
2. Fungsi subjek dan objek dalam kalimat; serta
3. Bentuk kata kerja yang digunakan.

Bagaimanakah ciri-ciri kalimat pasif?
  • Subjek dikenai perbuatan
  • Predikat menggunakan kata kerja bentuk pasif. Predikat berawalan di- atau ter-. Contoh: Kertas ujian tersobek petugas.
  • Kata kerja berawalan ter- digunakan jika kalimatnya mengandung unsur ketidaksengajaan.
  • Kalimat pasif yang menggunakan kata berimbuhan ter- ada yang menunjukkan bahwa sesuatu memang harus begitu. Contoh; Danau toba terletak di Provinsi Sumatra Utara.
  • Kadang-kadang kata kerjannya didahului dengan kata ganti orang ku- dan kau-. Contoh: Buah jambu telah kumakan.
  • Kalimat pasif menggunakan kata berimbuhan ke-an. Contohnya: Rumahnya kemasukan air.
  • Kata oleh dalam kalimat pasif dapat dihilangkan. 
Sekilas Info!!
Pola Kalimat Pasif.
  • S-P (Rumah  dijual)
  • S-P-O (Dewi dihukum guru)
  • S-P-Pel. (Mejanya dicat hijau)
  • S-P-K (Piala diangkat tinggi-tinggi)
  • S-P-O-K (Semangka dibeli ibu kemarin)
Kalimat-kalimat pasif tersebut dapat diubah menjadi kalimat aktif, aturan perubahannya adalah sebagai berikut:

1. Subjek kalimat pasif menjadi objek kalimat aktif.
Contoh;
Kalimat pasif
Deni  diejek  teman-temannya
   S         P                   O
Kalimat aktif
Teman-temannya   mengejek  Deni
               S                        P             O

2. Predikat kata kerja di-, diubah menjadi kata kerja berawalan me-.

3. Kata ganti ku- berubah menjadi aku.
Contohnya:
Buah jambu sudah kumakan tadi.
Aku sudah makan buah jambu tadi

4. Kata ganti ku- berubah menjadi engkau atau kamu.
Contoh:
Jangan kauambil kue-kue itu!
Engkau jangan mengambil kue itu!
Kamu jangan mengambil kue itu!

5. Kata oleh pada kalimat pasif dihilangkan pada kalimat aktif.
Contoh:
Kalimat pasif
a. Tarian dibawakan oleh siswa kelas VI
b. Susi diantar oleh ayah
Kalimat aktif
a. Siswa kelas VI membawakan tarian
b. Ayah mengantar Susi.
Posted by: Yuliyati
Blog. Seri Bahasa Indonesia Updated at: 8:22 PM