1. Mengenal Sintaksis
Bahasa terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan bentuk, dan lapisan arti yang dinyatakan bentuk tersebut. Satuan bentuk dapat dibagi menjadi satuan fonologik dan gramatik. Satuan fonologik meliputi fonem dan suku kata. Satuan gramatik meliputi wacana, kalimat, klausa, frasa, kata, dan morfem. Satuan fonologik dipelajari oleh fonologi. Satuan gramatik yang berupa kata dan morfem dipelajari oleh morfologi. Satuan gramatik yang berupa kalimat, klausa, dan frasa dipelajari oleh sintaksis. Sebaliknya, satuan arti dipelajari oleh semantik. Dalam pembahasan kali ini saya hanya akan membicarakan mengenai sintaksis. Apa itu sintaksis? Pembaca dapat menemukan penjelasannya berikut.
A. Beberapa Pengertian tentang Sintaksis
Istilah sintaksis berasal dari bahasa Belanda yaitu syntaxis. Dalam bahasa Inggris terdapat istilah Syntax. Ada banyak pendapat para ahli tentang sintaksis.
- Sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata menjadi kalimat.
- Sintaksis merupakan analisis mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas.
- Sintaksis merupakan bagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur frasa dan kalimat.
Bidang Kajian Sintaksis
Berdasarkan pengertian sintaksis dapat disimpulkan bahwa bidang kajian sintaksis adalah kalimat, klausa, dan frasa. Kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun dan naik. Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas subjek dan predikat baik disertai objek, pelengkap, keterangan, ataupun tidak. Frasa adalah unsur klausa dan kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
2. Kalimat
Kalimat merupakan salah satu objek kajian sintaksis. Kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun dan naik. Dalam wujud tulisan kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanya (?), atau seru (!). Dalam kalimat yang berwujud tulisan juga dapat disertakan tanda koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), atau spasi (_)
Kalimat merupakan dasar dari wacana. Ini berarti wacana hanya dapat terbentuk jika terdapat dua kalimat atau lebih yang membentuk suatu kesatuan.
Kalimat sebagai sebuah kesatuan tidak terbentuk dengan sendirinya. Kalimat disusun oleh beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut menduduki fungsi yang berbeda-beda. Fungsi unsur-unsur kalimat disebut fungsi sintaksis. Fungsi sintaksis kalimat ada bermacam-macam.
A. Beberapa Fungsi Sintaksis Unsur Kalimat
Dalam kalimat terdapat beberapa fungsi sintaksis. Fungsi sintaksis tersebut dimiliki oleh setiap unsur kalimat. Unsur kalimat merupakan satuan gramatik dapat berupa kata, frasa, atau klausa yang membentuk kalimat. Fungsi sintaksis kalimat ada bermacam-macam.
1. Subjek (selanjutnya disebut S)
Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya apa atau siapa. Subjek umumnya terletak di sebelah kiri predikat. Subjek pada kalimat aktif dapat menjadi objek jika kalimat tersebut dipasifkan. Subjek memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Berupa kata benda, frasa benda, atau klausa.
Contoh:
1). Ayah Membaca koran di teras
S P O Ket. Tempat
2). Ayah Tuti bekerja di rumah sakit daerah.
S (frasa benda) P Ket. tempat
3). Orang yang tidak ikut upacara akan dikenai sanksi
S (kalusa P O
b. Dapat diikuti partikel pun
Contoh:
1) Ayah pun membaca koran di teras
S (kata) P O Ket. Tempat
2). Ayah Tuti pun bekerja di rumah sakit daerah
S (frasa benda) P Ket. tempat
3). Orang yang tidak ikut upacara pun akan dikenai sanksi
S (kalusa) P O
Subjek dibedakan menjadi dua, yaitu subjek pelaku dan subjek penderita. Subjek pelaku adalah subjek yang melakukan perbuatan. Subjek pelaku terdapat dalam kalimat aktif.
Contoh:
Penduduk desa membangun jembatan
S P O
(S sebagai pelaku yang membangun jembatan)
Anak-anak berbondong-bondong ke depan sekolah
S P Ket. Tempat
(S sebagai pelaku yang berbondong-bondong)
Subjek penderita adalah subjek yang dikenai pekerjaan. Subjek penderita terdapat dalam kalimat pasif.
Contoh:
Padi sedang dijemur petani
S P O
(S dikenai pekerjaan jemur oleh petani)
Buku dipinjam Deni tadi pagi
S P O Ket. waktu
(S dikenai pekerjaan pinjam oleh Deni)
2. Predikat (selanjutnya disebut P)
Predikat merupakan unsur yang harus ada dalam kalimat. Predikat disebut unsur inti kalimat. Unsur predikat dapat diisi oleh kata kerja, kata benda, kata sifat, kata bilangan, frasa kerja, frasa benda, frasa sifat, atau frasa bilangan.
Contoh:
Aditya sedang membaca buku
S P O
(P merupakan frasa kata kerja)
Ayahnya seorang dokter
S P
(P merupakan frasa benda)
Fitria pintar sekali
S P
(P merupakan frasa sifat)
Adiknya dua
S P
(P merupakan kata bilangan)
3. Objek (selanjutnya disebut O)
Objek terletak setelah predikat. Objek merupakan unsur yang dapat hadir atau tidak. Objek wajib hadir dalam kalimat transitif. Dalam kalimat intransitif objek tidak diperlukan. Objek dalam kalimat aktif akan menjadi subjek dalam kalimat pasif. Objek dapat berupa kata benda atau frasa benda.
Contoh:
Andi mengunjungi Pak Rustam
S P O
(Pak Rustam sebagai objek dalam kalimat aktif)
Pak Rustam dikunjungi Andi
S P O
(Pak Rustam sebagai subjek dalam kalimat pasif)
Objek dibedakan menjadi objek penderita dan objek pelaku. Objek penderita adalah objek yang dikenai pekerjaan. Objek ini selalu ada dalam kalimat aktif. Dalam kalimat pasif objek ini dapat berubah menjadi subjek.
Contoh:
Amin meletakan buku di meja tulis
S P O Ket. tempat
(O sebagai penderita yang diletakan)
Ibu menasihati Hasan agar rajin belajar
S P O Pel
(O sebagai penderita yang dinasihati)
Objek pelaku merupakan objek yang melakukan perbuatan. Objek pelaku terdapat dalam kalimat pasif.
Contoh:
Buku diletakan Amin di meja tulis
S P O Ket. tempat
(O sebagai pelaku yang meletakan)
Hasan dinasihati Ibu agar rajin belajar
S P O Pel.
(O sebagai pelaku yang menasihati)
4. Pelengkap (selanjutnya disebut Pel.)
Pelengkap disebut juga komplemen. Pelengkap pada dasarnya mirip dengan objek sehingga orang sering mencampur adukan pengertian objek dan pelengkap. Objek dan pelengkap sama-sama terletak di belakang predikat. Objek dapat berupa kata benda atau frasa benda. Namun, objek dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak
Contoh:
Fikri berdagang barang elektronik (berterima)
S P O
Barang elektronik didagang Fikri (tidak berterima)
S P O
Berikut ini disajikan persamaan objek dan pelengkap.
Objek
|
Pelengkap
|
Berwujud kata benda, frasa benda, atau klausa
|
Berwujud frasa benda, frasa kerja, frasa sifat, frasa depan, atau
klausa.
|
Berada langsung di belakang predikat
|
Berada langsung dibelakang predikat jika tidak ada objek dan
dibelakang objek jika objek hadir dalam kalimat
|
Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
|
Tidak dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif
|
Dapat diganti dengan pronominal –nya
|
Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali bergabung dengan preposisi
selain di, ke, dari, dan akan
|
5. Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling mudah berpindah tempat.Keterangan dapat berada di akhir, di awal, atau ditengah kalimat. Kehadiran keterangan dapat bersifat manasuka atau dapat ada atau tidak dalam kalimat. Keterangan dapat berupa frasa benda, frasa kerja, frasa sifat, atau frasa depan.
Contoh:
a. Fahri memotong rambutnya dengan gunting
S P O Ket. Cara
b. Dengan gunting Fahri memotong rambutnya
Ket. Cara S P O
c. Fahri dengan gunting memotong rambutnya
S Ket. Cara P O
Keterangan dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Keterangan tempat
2. Keterangan waktu
3. Keterangan alat
4. Keterangan tujuan
5. Keterangan cara
6. Keterangan penyerta
7. Keterangan perbandingan/kemiripan
8. Keterangan sebab, dan
9. Keterangan kesalingan